Rakortek Stunting dan Peran RS

Stunting

Dalam rakortek konvergensi percepatan dan pencegahan stunting di Indonesia tanggal 21 Oktober 2020 disebutkan bahwa target pemerintah Indonesia adalah menurunkan angka stunting menjadi 14% ditahun 2024. Upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting telah dimulai September 2017 lewat peluncuran Stranas dan instruksi mendagri No.440/1959/SJ tahun 2018 yang diwujudkan dalam lima pilar dan 8 aksi konvergensi stunting terpadu di Kab/kota lokus stunting nasional. Stranas memperioritas kan intervensi dilakukan dilkous-lokus priroritas dengan menyasar target prioritas dengan intervensi prioritas. dibutuhkan komitmen pimpinan tertinggi dari setiap stackholder untuk bekerja sama dan berkonsilidasi dalam penurunan prevalensi stunting di Indonesia. setiap lini harus terlibat dan menjadikan stunting sebagai masalah bersama yang harus diselesaikan bersama mengingat dampaknya yang cukup besar tidak hanya di sektor kesehatan tetapi juga non kesehatan. 

Rumah sakit sebagai salah satu institusi penyelenggaran pelayanan kesehatan masyarakat harusnya  ikut ambil aktif dalam upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting. Mengingat tujuan rumah sakit juga memberikan pelayanan kesehatan yang mempuni yang mampu meningkatkan derajat kesehatan. Pemberian edukasi gizi seimbang dirumah sakit dan pemantauan tumbuh kembang adalah hal nyata yang dapat dilakukan sebagai perwujudan konvergensi dan bersinergi dengan pemerintah setempat dalam memanage data tumbuh kembang anak sehingga terwujud manajemen data yang akurat yang bisa dijadikan evidance based dalam penentuan kebijakan intervensi selanjutnya.

Konvergensi pada dasarnya menekan kan pada kekuatan kerjasama, bersatu dan tidak berjalan sendiri-sendiri. sehingga kemajuan program, capaian setiap intervensi dalam terkontrol dengan baik serta proses evaluasi dapat dilakukan dengan terstruktur. Mengingat stunting adalah masalah masa depan kualitas sumber daya manusia pewaris bangsa. Gagal mencegah stunting saat ini artinya mengabaikan kualitas manusia Indonesia hingga dua generasi kedepan. Anak-anak yang stunting akan terus tumbuh dewasa dan menghadapi sejumlah permasalahan akibat stunting yang dideritanya antara lain penurunan produktivitas kerja yang pada akhirnya menurunkan PDB negara. Remaja putri yang tumbuh dewasa dengan stunting akan melahirkan anak-anak yang juga berpotensi stunting. Komitmen dan kerjasama adalah kunci keberhasilan pembangunan kualitas manusia Indonesia kedepan dengan penurunan stunting sekarang.