MELINDUNGI DOKTER DAN TENAGA MEDIS DALAM PELAYANAN COVID-19 DI RUMAH SAKIT

IPCN

Per tanggal 31 Agustus 2020 sejumlah media mencatat 100 orang dokter dilaporkan meninggal terkait covid-19, padahal butuh waktu 6 tahun untuk menciptakan seorang dokter di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi mortalitas tenaga kesehatan terkait covid termasuk karena berbagai kendala saat pelayanan di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19. Bertambahnya kasus covid menyebabkan rumah sakit rujukan kewalahan, sehingga dibutuhkan peran rumah sakit swasta untuk berkontribusi melayani covid-19.

Secara tak langsung Rumah Sakit Swasta sudah melayani penyakit  covid-19  karena dalam prakteknya banyak pasien yang datang ke rumah sakit dengan diagnosa lain tetapi akhirnya menjadi suspect covid-19 beberapa hari kemudian, sehingga sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan covid-19 sempat dilayani beberapa hari di RSU non rujukan.

Akibat lonjakan pasien covid-19 maka kebutuhan ruangan rumah sakit  meningkat,  yang menjadi masalah adalah:

  1. Bagaimana menyediakan ruang isolasi yang bertekanan negatif dengan standar Permenkes dan WHO.
  2. Bagaimana caranya membuat ruang isolasi dengan teknologi konstruksi knockdown, pembangunan lebih cepat, pandemi berakhir maka ruangan bisa digunakan kembali seperti semula.
  3. Bagaimana mendesain ruang pendukung seperti Radiologi, Farmasi, Laundry  sehingga aman bagi lingkungan.

    Pengadaan ruangan ini bertujuan:

    1. Antisipasi lonjakan penderita covid-19 di rumah sakit
    2. Mengembangkan ruangan isolasi sesuai estándar Permenkes
    3. Mengembalikan fungsi ruangan sesudah masa pandemi berahir